Tugas 2
Software Development
Projects dan Systems Enhancement Projects
Oleh:
Mike Indra Istiana 5211108704
Denin Sutra Purbaningrum
5211108705
Pertama-tama yang perlu kita pahami adalah mengenai pengertian Proyek,
•
Proyek menurut Kathy Schawble adalah sebuah usaha keras yang bersifat temporary
untuk membuat produk, jasa atau hasil yang unik.
•
Menurut (Harold Kerzner), proyek adalah beberapa
rangkaian aktifitas dan pekerjaan yang
v Memiliki tujuan spesifik yang harus diselesaikan
dalam batas-batas spesifikasi yang sudah ditentukan
v Memiliki ketentuan tanggal mulai dan tanggal
berakhirnya
v Memiliki keterbatasan pembiayaan
v Menggunakan sumberdaya (seperti uang, orang,
peralatan dll)
•
Berdasarkan pendapat ahli
diatas, dapat kami simpulkan pengertian proyek adalah
Suatu rangkaian aktifitas yang dikerjakan oleh
sekelompok orang tertentu yang terorganisasi sedemikian rupa dengan sumber daya
tertentu dan memiliki batasan tertentu (scope, waktu, biaya) untuk mencapai
tujuan tertentu dengan hasil yang unik.
Masuk ke pembahasan selanjutnya, pengertian
Proyek IT:
Merupakan suatu
proyek yang membutuhkan sumberdaya dan ataupun
produk teknologi informasi dalam penyelesaiannya.
Ada 9 jenis proyek IT, diantaranya adalah:
1.
Software development projects
2.
Package implementation projects
3.
System enhancement projects
4.
Consultancy and business analysis
assignments
5.
Systems migration projects
6.
Infrastructure implementation projects
7.
Outsourcing (and in-sourcing) projects
8.
Disaster recovery projects
9.
Smaller IS projects
Dari kesembilan jenis proyek diatas, yang akan dibahas dalam tulisan ini
adalah mengenai Software Development Project dan System Migration Process,
mengenai point yang lain InsyAllah akan dibahas pada posting-posting
selanjutnya.
A. Software Development Project
A. Software Development Project
1. Pengertian Software Development Project
Software Development Project atau Proyek Pengembangan software
merupakan suatu proyek IT yang menangani pembuatan suatu jenis software tertentu dengan
point-point kesepakatan antara Developer Software dan Stakeholder.
Point-point ini dapat
mencakup mengenai
1. Scope project, yaitu
ruang lingkup aktifitas pengerjaan project Software Development ini sampai pada
bagian mana, apakah sampai pada implementasi, maintenance atau goal project
hanya sampai selesainya software aplikasi. Bagian ini merupakan tahap awal yang
sangat penting perannya dalam setiap project, meliputi pendefinisikan Visi dan
Misi dari Project juga mendefinisikan secara rinci perubahan-perubbahan apa
saja yang masih dapat diterima oleh Tim Pengembang sehingga dapat mencapai goal
yang diinginkan.
2. Time Project, yaitu
mengenai penjabaaran secara jelas aktifitas project yang akan dikerjakan oleh
Tim Developer dan perkiraan waktu yang dibutuhkan.
3. Cost project, yaitu
mengenai pendanaan untuk pengerjaan proyek dan untuk mendapatkan sumber daya-sumber
daya pendukung.
Software yang diimaksud dapat
berupa produk generic atau pabrikan yang dapat dipasarkan secara luas maupun
software pesanan yang dibuat khusus untuk Client tertentu.
2. Tantangan Software Development Project
·
Anggota tim
yang sering berganti-ganti
·
Budget dan jadwal yang tidak realistic
·
COTS (Commercial
off-the-self Software ),komponen eksternal
·
Tidak
sesuai kebutuhan user
·
Antarmuka
tidak sesuai keinginan user
·
Kualitas
arsitektur dan performansi
·
Perubahan
spesifikasi kebutuhan
·
Perangkat
lunak legacy
·
Perubahan teknologi
3. Contoh Studi Kasus Software Development Project
Studi Kasus Sistem Informasi Perpustakaan Masjid
ITS
Permasalahan studi kasus ini merupakan pembuatan
system informasi perpustakaan di Masjid ITS. Tim IT terdiri dari 3 orang dengan
peran satu orang sebagai system analis yang merangkap sebagai manajer proyek
dan dua orang lagi berperan sebagai programer. Pengerjaan proyek ini ditargetkan
selesai dalam waktu 2 minggu dengan metode pengembangan waterfall karena proyek memiliki
lingkup yang kecil.
Pembuatan system informasi memang selesai dalam
waktu 2 minggu, namun tim mengalami masalah baru yaitu operasional sistem yang
rumit mengakibatkan user dalam hal ini adalah pengelola perpustakaan tidak
dapat mengoperasikan karena tidak memiliki latar belakang bidang IT. Tim
kemudian mengulang proses kembali ke perencanaan dan memberikan solusi masalah
ini. Setelah pengujian selesai dan operator dapat mengoperasikanya, muncul
masalah baru yaitu database yang ada tidak dapat langsung dikonversi dalam
system. Ada perubahan tabel dan hal lain yang diakibatkan oleh proses wawancara
yang tidak dikonversi ulang kepada pengelola perpustakaan lainnya. Proses
kemudian diulang kembali sampai mendapatkan solusi dari masalah ini. Setelah
berjalan beberapa lama, software pengelola peminjaman dan pengembalian
diinginkan menggunakan barcode. Tim pertama yang telah lulus dari ITS tidak dapat
menyelesaikan masalah ini sehingga permaslahan ini kemudian Tim kedua berusaha
mengembangkan system informasi yang baru dengan pendekatan MSF (Microsoft
Solution Framework) tetapi hanya sampai penetapan visi (envisioning) dari
pembuatan Software tersebut.
Pembahasan studi kasus:
Dari studi kasus diatas, terlepas dari model pengembagan software apa
yang digunakan, ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh Tim Developer dalam
management project sehingga terjadi masalah berikut:
1. Operasional system yang tidak berbasis pada user needs
2. Database tidak dapat dikonversi ke system nyata
3. Perubahan requirement user untuk peminjaman dan pengembalian buku
tanpa barcode menjadi dengan barcode.
Permasalahan diatas dipicu hal-hal seperti
kurangnya pemahaman pengembang system terhadap sistem yang dibuat karena tidak
dilakukan riset terlebih dahulu sebelum mengembangkan sistem. Padahal untuk
membuat sistem yang memenuhi user requirement diperlukan penggalian informasi
mengenai proses bisnis organisasi secara rinci kepada pihak Stakeholder maupun
pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan organisasi.
Pendefinisian ruang lingkup system di awal
kurang diperhatikan, sehingga pengembang sistem terus dituntut untuk memenuhi
requirement Organisasi yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu.
Kegiatan Utama Proyek
Kegiatan Utama Proyek
>>Pembuatan rencana proyek
¨ Feasibility
plan dan spesifikasi proyek
¨ Riset
¨ Rencana
(perkiraan) jadwal dan biaya
>>Pengamatan dan pengaturan proyek
¨
Penjadwalan: Gantt chart, jaringan kerja (AON)
¨ Kegiatan
proyek: WBS
¨ Organisasi
proyek: OBS
¨ Project
life cycles
¨ Eksekusi
dan implementasi
¨ Manajemen
risiko
>>Penutupan proyek
¨
Evaluasi,verifikasi, optimasi dan penilaian
¨ Client
acceptance
B. System Enhancement Project
1. Pengertian
System Enhancement Project menurut kami adalah
jenis proyek yang digunakan pengguna atau pemilik proyek ingin menigkatkan
fitur baru atau fungsi baru, seperti pemenuhan dengan undang – undang atau
peraturan yang terkait.
2. Contoh studi kasus:
Sistem Informasi PINTAR
( Project for Indonesian Tax Administration)
PINTAR merupakan program penyempurnaan proses
bisnis perpajakan, yang berbasis teknologi informasi, sekaligus perbaikan
sistem dan manajemen SDM, yang merupakan salah satu kegiatan utama dari program
Revormasi Perpajakan Jilid Dua. Yang sebleumnya pada tahun 2002- 2008 dilakukan
juga Revormasi jilid satu. Pada revormasi jilid satu ditandai dengan penerapan
sistem administrasi perpajakan modern diseluruh unit kerja DJP.
Hal yang menjadi focus utama dalam proyek ini adalah:
-
Upaya untuk
meningkatkan kemampuan dalam analisis resiko kepatuhan guna meningkatkan
efektifitas penegakan hukum.
-
Usaha untuk
meningkatkan control kualitas dan integritas basis data wajib pajak.
Perbaikan dan Fokus PINTAR
PINTAR akan mengembangkan fondasi dan platform sistem informasi yang
terintegrasi, reliable dan accountable, yaitu berupa :
-
Perbaikan
sistem TIK secara menyeluruh dan komprehensif.
-
Penyempurnaan
sistem self assessment dengan mendorong penggunaan fasilitas elektronik, yang
lebih baik dan meminimalkan interaksi wajib pajak dengan aparat pajak
-
Penerapan
sistem manajemen resiko yang secara otomatis dan terintegrasi
-
Pengembangan
manajemen dokumen perpajakan yang akuntabel dan
-
Pelaksanaan
tata kelola (governance) yang jelas dan transparan atas seluruh proses bisnis
dan sistem pendukungnya.
-
Memperbaiki
kebijakan SDM serta memodernisir manajemen SDM
-
Memperkuat
penerapan good governance dan fungsi internal control
-
Meningkatkan
kemampuan teknis maupun manajerial serta profesionalisme pegawai DJP melalui
perbaikan program dan kurikulum pelatihan.
Tantangan dalam proyek:
-
Komitmen dan dukungan, serta ownership dari seluruh lini
organisasi, termasuk unsur pimpinan
-
Kemungkinan adanya ''intervensi" dari pihak luar DJP
-
Ketersediaan Sumber Daya Manusia baik secara kuantitatif
maupun kualitatif dengan kapasitas dan kapabilitas yang memadai
-
Ketersediaan sumber pendanaan apabila terdapat penambahan
scope/ruang lingkup proyek ataupun untuk kelangsungan proyek dalam jangka panjang
-
Beberapa kebijakan/peraturan pemerintah yang (kadang)
membatasi ruang lingkup reformasi, khususnya regulasi di bidang kepegawaian
-
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di tingkat
global yang luar biasa cepatnya dapat mempengaruhi proyek-proyek TIK seperti
PINTAR
-
Perlunya reformasi di bidang lainnya, seperti di bidang penegakan
hukum, untuk mengiringi reformasi perpajakan
-
Perubahan paradigma, mindset, dan sikap yang memerlukan
upaya yang terus-menerus dan waktu yang lama
Bagaimana manajemen proyek ini berjalan:
PINTAR akan mulai roll
out pada tahun 2014 karena pengembangannya dilakukan secara terintegrasi dengan
disertai perencanaan yang matang dan dokumentasi yang memadai. Persiapan PINTAR
telah dilakukan mulai dari proses scoping pada awal 2008 yang menghasilkan
dokumen functional baseline yang disebut DGT Analysis Document, kemudian telah
pula dilakukan persiapan pendanaan berupa persetujuan formal dari Pemerintah
Indonesia, dalam hal ini diwakili Bappenas dan Kementerian Keuangan, pada tahun
2008 melalui proses negosiasi dengan Bank Dunia.
Selanjutnya dilaksanakan
PINTAR Preparation Project oleh kontraktor yang dibiayai oleh grant dari Bank
Dunia untuk merumuskan spesifikasi operasional dan mempersiapkan dokumen lelang
bagi PINTAR.
SUMBER:Andrimadian Blog. MSF. http://andrimadian.blogspot.com/2005/11/msf_25.html,
Anonim. 2003. Microsoft Solution
Framework White Paper.
http://www.microsoft.com/msf/.
http://www.arifhouse.com/index.php?option=com_content&view=article&id=113:pintar-project-for-indonesian-tax-administration-reform&catid=40:teknologi-informasi&Itemid=60
Perbedaan proyek pengembangan software dan penggunaan packaged solution:
Software Development
1. Goal dari proyek sesuai dengan keinginan user atau proses bisnis perusahaan.
2. Memerlukan Waktu yang cukup lama untuk mendapatkan aplikasi software, hal ini disebabkan pembuatan software mulai dari tahap awal yaitu analisis kebutuhan user.
3. Mudah dioperasikan oleh user yang bersangkutan karena aplikasi yang dibuat telah diverifikasi oleh user sebelum dinyatakan selesai.
4. Perubahan mengenai spesifikasi software dapat diakomodasi oleh Developer.
Packaged Solution
1. Goal Paket Software dibuat sesuai standart sehingga tidak semuanya sesuai dengan proses bisnis perusahaan pengguna.
2. Paket software dapat langsung digunakan oleh user.
3. Biasanya user di luar bidang IT akan mengalami kesulitan dalam pengoperasian sofware karena sofware package dibuat sesuai dengan standar perusahaan developer.
4. Perubahan mengenai spesifikasi software tidak dapat dilakukan, artinya penambahan spesifikasi kebutuha akan dilakukan pada versi atau level selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar